Saudara yang terkasih, tidak terasa kita sudah memasuki bulan desember di tahun 2010. Dimana bulan desember selalu menjadi bulan ‘sibuk’ nya umat Kristen untuk merayakan Natal. Setiap gereja, persekutuan, bahkan keluarga sibuk untuk merayakan natal dengan membentuk panitia natal, acara natal yang meriah, pakaian yang baru, dekorasi yang indah, dll. Sehingga terkadang umat Kristen sendiri lupa dengan makna natal itu sendiri. Pertanyaannya “Mengapa ada Natal???” Jawabannya adalah karena manusia istimewa di hadapan Allah.
Saudara yang terkasih, akan muncul pertanyaan ‘apa keistimewaan kita?’ Melalui renungan hari ini, ada empat alasan mengapa kita istimewa di hadapan Allah.
Pertama, kita dikasihi oleh Allah. “Karena begitu besar Kasih Allah..” Alasan yang sungguh luar biasa dari pribadi Allah sendiri sehingga menempatkan manusia sebagai ‘yang istimewa’. Keistimewaan itu kita dapat bukan karena perbuatan baik kita, bukan karena harta kita, dan segala apa yang kita miliki. Tapi semua itu kita dapat hanya dengan satu alasan “KASIH”
Kedua, kita ditebus oleh Allah. Setelah manusia jatuh dalam dosa, manusia menjadi ‘tawanan’ iblis. Dan untuk mengembalikan posisi manusia kembali ke hakekatnya sebagai gambar Allah, Allah harus melakukan sesuatu yaitu penebusan. Allah tidak melakukan penebusan dengan menggunakan emas, perak, dll. Tapi Allah melakukan penebusan dengan diri-Nya sendiri “Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal..” Tunggal artinya satu-satunya bukan salah satunya. Ia harus datang menjadi sama seperti manusia dengan tujuan yang jelas yaitu menebus manusia dari kegelapan.
Ketiga, kita diselamatkan oleh Allah. “Tidak binasa…” dalam Yohanes 10:10 mengatakan bahwa “ Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Panggilan Allah dalam hidup kita bukan untuk binasa melainkan kehidupan. Kita diselamatkan dari kusa iblis, dari segala ikatan dosa masa lalu, dari segala kutuk karena Allah sangat memandang kita berharga dimata-Nya.
Keempat, kita diubah oleh Allah. Dahulu kita adalah hamba dosa, tetapi sekarang kita menjadi hamba kebenaran. Status kita diubahkan oleh Allah sebagai Imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.(I Ptr. 2:9) Status ini bukan bersifat sementara, tetapi bersifat kekekalan “Melainkan beroleh hidup yang kekal…”
Saudara yang terkasih, kiranya keempat prinsip diatas dapat menolong kita untuk memasuki bulan natal ini bukan sekedar sebagai pesta tahunan. Akan tetapi melalui natal ini, kita kembali diingatkan bahwa sesungguhya kita istimewa dihadapan Tuhan. Oleh karena itu, kita tidak akan pernah menyia-nyiakan anugerah yang telah diberikan Allah kepada kita.