Saudara yang terkasih, tanpa terasa kita sudah melewati dua puluh dua hari dalam bulan Januari 2011 ini. Saya mau membagi pengalaman saya selama berlibur di Timor. Pada satu waktu saya diberi kesempatan untuk melayani di Rumah Sakit Umum, saya menemukan banyak orang yang sakit karena tekanan akibat
impian yang tidak tercapai baik dalam pertanian maupun dalam karir. Tidak sedikit diantara mereka yang mengatakan kecewa dengan Tuhan. Mereka mengatakan bahwa Tuhan tidak peduli dengan mereka. Mereka tidak menyadari jika Tuhan masih memberi nafas kepada mereka itu sudah merupakan bukti kasih Tuhan kepada mereka. Mereka seolah-olah mengalami 'kebutaan' sehingga tidak dapat melihat betapa Tuhan mengasihi mereka. Oleh karena itu, minggu ini kita akan belajar dari satu bagian Firman Tuhan dalam kitab Markus 8:11-13, yang menceritakan tentang satu angkatan/ generasi yang menglami 'kebutaan total' yakni orang-orang Farisi. Mereka tidak datang kepada Yesus dengan maksud menjalin hubungan yang erat dengan Dia, tetapi memburu Dia dengan kecaman-kecaman yang itu-itu juga. Mereka hanya datang untuk 'menguji' Dia dengan meminta tanda yang bukan bersifat umum tapi tanda yang berasal dari sorga dan itu harus datang dari Allah sendiri. Umpamanya, Allah pernah menjawab doa nabi Elia dengan menurunkan api dari surga,dll. Bagi orang-orang Farisi, mujizat yang dilakukan oleh Yesus sebelumnya itu hanya datang dari pribadi Yesus sendiri bukan langsung dari Allah.
Jemaat Tuhan yang terkasih, sering kali karakter 'farisi' ini masih terbawa dalam kehidupan gereja masa kini. banyak orang yang datang mencari Yesus bukan untuk membangun hubungan yang erat dengan Dia, tetapi hanya sekedar 'menguji' Apakah Yesus dapat melakukan sesuatu seperti apa yang mereka pikirkan atau tidak.
Saudara yang terkasih, kita tidak perlu meminta tanda yang berlebihan kepada Tuhan Yesus seperti yang dilakukan oleh orang-orang Farisi. Jika kita masih diijinkan Tuhan memasuki tahun ini, itu sudah merupakan tanda/ mujizat dari Tuhan.
Saudara yang terkasih, Agar kita tidak menjadi angkatan yang 'buta' total, maka kita harus tetap mengakui kemahakuasaan Tuhan. Kita beriman bukan karena melihat tapi karena kita beriman maka kita melihat. Habakuk 3 menulisnya dengan sangat jelas bahwa sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, pohon zaitun mengecewakan, kambing terhalau, lembu sapi tidak ada, namun aku akan bersorak-sorai di dalam Tuhan. Kiranya teks ini menolong kita agar dalam keadaan apapun kita tetap mengakui kemahakuasaan Tuhan, sekalipun impian-impian kita belum tercapai. Ada satu motto yang mengatakan bahwa: Lakukanlah bagian mu dan ijinkanlah Tuhan melakukan bagian-Nya dengan berdoa dan bekerja.