IA-LAH TEMPAT PERTEDUHAN SEJATI

 Doa Musa, abdi Allah. Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun temurun.
(Mazmur 90:1)

Memiliki popularitas, kekayaan yang melimpah dan jabatan yang tinggi bagi sebagian orang itu adalah jaminan hidup yang bisa memenuhi segala keingingannya. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah, benarkan demikian? Benarkah popularitas, kekayaan dan jabatan bisa menjadi jaminan hidup manusia? Untuk menjawab pertanyaan itu dengan benar, mari kita belajar dari satu tokoh Alkitab yang sudah banyak makan ‘asam garam’ kehidupan. Tokoh itu adalah nabi Musa.
Musa, adalah seorang anak Israel dari keturunan Lewi yang lahir di Mesir. Pada waktu Musa lahir orang tuanya terpaksa menyembunyikannya di Sungai Nil karena Firaun sedang melancarkan kampanye pembunuhan anak-anak laki-laki Israel. Tidak lama kemudian keajaiban muncul. Suatu hari putri Firaun menemukan bayi Musa dan mengangkatnya menjadi anaknya. Sejak itu Musa tinggal di istana Firaun selama 40 tahun. Boleh dikatakan masa depan yang cerah dan warisan kekuasaan sudah ada di depan mata Musa.
Sekalipun popularitas, kekayaan dan kekuasaan sudah menjadi milik Musa tetapi pada akhirnya semuanya itu berlalu juga. Sejak umur 40 tahun ia pergi sebagai buronan ke negeri Midian dan hidup di sana selama 40 tahun lagi. Selanjutnya di usianya yang sudah 80 tahun, Tuhan memanggil Musa untuk membawa Israel ke luar dari Mesir menuju Tanah Perjanjian selama 40 tahun. Jadi total usia Musa ada 120 tahun.
Di usianya yang sudah uzur itulah, Musa merenungkan kembali hari-hari dan tahun-tahun yang sudah ia lalui. Dan dengan itu ia mengakui dan menuliskan demikian: Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun temurun.
Apa yang dikatkan Musa ini cukup menarik dan bisa menjadi pelajaran bagi kita yang hidup hari ini. Musa sadar bahwa popularitas, kekayaan dan kekuasaan yang pernah ia rasakan selama 40 tahun ternyata tidak dapat menjadi jaminan bagi hidupnya. Suatu saat itu akan lenyap juga. Hanyalah Tuhan yang bisa menjadi jaminan bagi Musa dan bagi semua manusia. Kepada Tuhan sajalah kita bisa berteduh.
Segala sesuatu yang ada di dunia ini akan berlalu tetapi hanya Tuhan yang abadi. Karena itu jadikanlah Ia sebagai tempat perteduhanmu.
Share on Google Plus

About MEZBAH PETRA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.