Membangun dengan prioritas yang benar

Kitab Hagai mengajar kita tentang isi hati Tuhan mengenai apa yang seharusnya menjadi prioritas kita saat kita mau membangun sesuatu.
1:9, Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya.  Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.

Saat itu Bait Suci merupakan tempat dimana Allah hadir di tengah umat-Nya. Bait Suci ini seharusnya menjadi tempat dan symbol dimana keagungan, kehormatan, dan kemuliaan Tuhan dinyatakan. Tempat dimana umat-Nya datang dengan penuh hormat dan merendahkan diri mereka. Tapi mereka lebih memilih untuk sibuk dengan kepentingannya sendiri, orang Yahudi yang kembali itu mengabaikan pembangunan rumah Allah. Rumah mereka sendiri dipapani dengan kayu aras, sedangkan Bait Suci tetap menjadi reruntuhan. Hagai mendesak bahwa Allah dan pekerjaan-Nya harus didahulukan.
Demikian pula kita, kerajaan Allah dan kepentingan-Nya yang benar harus didahulukan dan dijadikan prioritas utama di dalam hidup kita, Mat 6:33 :, Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu. (BIS)
Perhatikan betapa semangatnya Tuhan Yesus mengenai rumah dan pekerjaan Allah. Dalam Yoh 2:17; : …ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.
Yang kita tetapkan sebagai prioritas menunjukkan kasih kita kepada Tuhan.
Dalam Kitab Hagai, untunglah bangsa itu mendengarkan. Hag 1:12, Lalu Zerubabel  bin Sealtiel dan Yosua bin Yozadak, imam besar, dan selebihnya i  dari bangsa itu mendengarkan  suara TUHAN, Allah mereka, dan juga perkataan nabi Hagai, sesuai dengan apa yang disuruhkan kepadanya oleh TUHAN, Allah mereka; lalu takutlah   bangsa itu kepada TUHAN.
Para pemimpin dan umat itu menanggapi pemberitaan Hagai dengan menaati dan takut akan Tuhan; mereka menanggapi firman Allah dengan serius dan mengabdikan diri untuk melanjutkan pekerjaan rumah Allah.
 Respons Allah adalah menanggapi umat-Nya yang taat dengan berjanji untuk menyertai mereka
Hag 1:13, Maka berkatalah Hagai,  utusan  TUHAN itu, menurut pesan TUHAN kepada bangsa itu, demikian: "Aku ini menyertai kamu  , demikianlah firman TUHAN."
"Menyertai kamu" adalah komitmen terbesar Tuhan kepada orang percaya. Inilah yang membedakan kita dengan komunitas yang tanpa Allah. Berjalan  didalam kehendak Allah merupakan jaminan penyertaan-Nya didalam setiap perjalanan kehidupan kita. Mari kita teguhkan hati dan mau melakukan apa yang Tuhan ingin untuk kita lakukan. Tuhan Yesus memberkati.
Share on Google Plus

About MEZBAH PETRA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.