“TUHAN bagaikan seorang gembala bagiku, aku tidak kekurangan. Ia membaringkan aku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku menuju air yang tenang. Ia memberi aku kekuatan baru, dan menuntun aku di jalan yang benar, sesuai dengan janji-Nya. Meskipun aku melalui lembah yang gelap, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau menemani aku.
Engkau melindungi aku seperti seorang gembala melindungi dombanya dengan tongkat dan gada”.
Bacaan kita hari ini menyejukkan hati kita. Pemazmur mengibaratkan dirinya seperti seekor domba. Lemah serta tak berdaya menghadapi tantangan dan bahaya. Di dalam gambaran lemah tersebut, pemazmur memiliki gambaran yang indah tentang Tuhan: Tuhanlah Gembalaku.
Ketika Daud berbicara tentang Tuhan sebagai Gembala, ia berpikir tentang Tuhan sebagai Pelindungnya. Bagi domba, gembala adalah segala-galanya. Tidak ada yang lain yang diinginkan domba selain gembalanya. Sama seperti seorang ayah memenuhi kebutuhan anaknya, begitulah seorang gembala mencukupkan segala sesuatu yang diperlukan dombanya. Karena Tuhan adalah gembala Daud, ia tidak akan kekurangan apapun (ayat 1).
Seorang gembala memimpin dombanya ke tempat di mana si domba dapat makan dan beristirahat (ayat 2). Ia juga memimpin domba di jalan yang benar. Ia menjauhkan domba dari jalan-jalan yang berbahaya dan harus dihindarkan. Begitu jugalah Allah memimpin hidup orang percaya.
Bapak Lim, seorang Kristen kelahiran Indonesia yang tinggal di Cina, pernah berhari-hari diikat oleh tentara Komunis di tempat banyak orang lewat. Mereka menampar dan meludahi dia karena dianggap mengkhianati revolusi. Seseorang yang sedang lewat di jalan itu, berpura-pura meludahi kakinya sambil menyelipkan sehelai kertas ke sakunya. Kertas itu bertuliskan Mazmur 23. Bapak Lim berkata: "Saya membacanya berulang-ulang dan menghafalnya. Saya mendapat penghiburan yang membuat saya mampu bertahan melewati masa sulit itu". Ia kemudian menjadi dirigen Hongkong Philharmonic Orchestra.
Kita tentu ingin juga mengalami berkat dan ketenangan jiwa seperti yang dialami Daud dalam hidupnya dan diekspresikan dalam mazmurnya. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan menjadi domba-Nya. Mereka yang menikmati pemeliharaan Gembala Baik adalah mereka yang mengenal suara Gembala dan mengikuti Dia. (SBD)
Jemaat yang terkasih, sebagai domba, kita merupakan sasaran Kasih-NYA. Dia mempedulikan masing-masing kita sebagaimana seorang ayah mempedulikan anak-anaknya dan seorang gembala domba-dombanya. Mari datanglah terus kepada-NYA, belajarlah terus kepada-NYA. Tinggallah terus dekat dengan-NYA.