ALKITAB TIDAK MENGANDUNG KESALAHAN
Alkitab yang merupakan buku tertua di dunia diyakini oleh kaum Kristen sebagai firman Allah. Dan Alkitab yang adalah firman Allah ini tidak muncul begitu saja tanpa penyebab. Keberadaan Alkitab disebakan adanya pengilhaman Roh Allah yang menguasai dan mendorong hamba-hamba-Nya untuk menulis Alkitab. Jadi, oleh karena Alkitab diilhamkan oleh Roh Allah maka dengan sendirinya Alkitab memiliki wibawa ilahi.
Sebagai kitab yang diilhami oleh Roh Allah dan yang memiliki wibawa ilahi, orang Kristen meyakini juga bahwa Alkitab sempurna adanya atau dengan kata lain: ‘tidak mengandung kesalahan’. Yang dimaksud dengan ‘tidak mengandung kesalahan’ di sini adalah keyakinan bahwa Alkitab adalah firman Allah yang tertulis dan tanpa salah pada naskah aslinya. Hal ini berarti Alkitab harus dimengerti dari sudut latar belakang kebudayaan dan tingkat komunikasi yang ada pada waktu penulisannya.
Alkitab yang ‘tidak mengandung kesalahan’ di sini adalah daftar Alkitab yang terdiri dari 66 kitab (PL: 39 kitab & PB:27 kitab) dan diakui oleh sebuah rapat umum Kristen di sebuah kota yang bernama Karthago pada tahun 397.
Dalam proses penulisan Alkitab yang diakui ‘tidak mengandung kesalahan’ memang ada terdapat unsur manusiawi. Ketika menulis Alkitab, para penulis menulis dalam kesadaran penuh sebagai manusia. Bahkan kemampuan, bakat, pendindikan dan budaya para penulis terlihat jelas dalam tulisan masing-masing. Walaupun demikian, adanya unsur manusiawi ini tidak mengurangi keyakinan akan Alkitab yang ‘tidak mengandung kesalahan’ (sempurna) karena Roh Allah-lah yang menuntun dan mengawasi para penulis sehingga mereka dapat menulis sesuai kehendak-Nya tanpa penyimpangan sedikit pun.