Sepasang
suami-istri kristiani merasa sangat sedih karena anak laki-laki mereka
yang telah menikah beserta keluarganya tidak mau lagi pergi ke gereja
dan tidak memberi tempat bagi Allah dalam kehidupan mereka. Sebagai
sahabat mereka berdua, saya menganjurkan supaya mereka tetap menunjukkan
kasih, berdoa, dan menghindari munculnya perdebatan. Namun pada
pertemuan Natal keluarga tahunan, sang ayah mengkhotbahi anaknya di
hadapan saudara-saudara kandungnya yang lain. Akibatnya sang anak
beserta keluarganya meninggalkan pertemuan itu dengan marah dan
memutuskan hubungan dengan orangtuanya.
Memang
sulit untuk mengandalkan doa saja apabila Anda menginginkan suatu hal
terjadi seketika. Tetapi itulah yang dilakukan Nehemia. Pikirannya
terusik saat mendengar berita yang mengabarkan bahwa orang-orang Israel
di Yerusalem ada dalam kesukaran besar (Nehemia 1:3,4). Nehemia adalah
seorang pria dengan kemampuan kepemimpinan yang hebat dan berada pada
posisi yang menguntungkan untuk menerima bantuan dari raja yang ia
layani, sehingga ia sangat ingin menolong rakyatnya. Tetapi ia tahu
bahwa ia bisa-bisa dijatuhi hukuman mati jika menghadap Raja Persia
tanpa diundang. Oleh karena itu, meskipun Nehemia telah meminta Allah
agar segera memberinya kesempatan, ia cukup memercayai Allah dengan
menunggu. Empat bulan kemudian, raja memberinya izin untuk menyampaikan
permohonannya (2:1,4).
Tidak selalu mudah untuk bersabar, tetapi Allah dapat dipercaya. Tunggulah Dia dengan sabar. —Tulisan : Herb Vander Lugt
PENUNDAAN BUKANLAH PENOLAKAN -- TERUSLAH BERDOA!