SYARAT MENAFSIR ALKITAB

Minggu yang lalu kita sudah membahas akan pentingnya menafsir Alkitab; dan sekaligus perlunya jemaat terlibat aktif dalam pekerjaan penafsiran itu. Sebelum kita lebih jauh melihat cara-cara praktis menafsir Alkitab, pada bagian ini kita harus ketahui terlebih dahulu apa saja syarat bagi seorang jemaat Tuhan untuk menjadi penafsir.

1. Mempunyai Alkitab.
Mungkin saja syarat ini adalah syarat yang amat sederhana tetapi menempati posisi pertama dan yang utama. Bagaimana mungkin seseorang menafsir Alkitab bila ia sendiri tidak memiliki Alkitab. Dewasa ini kita diuntungkan sekali dengan mudahnya memiliki (mengakses) Alkitab. Kita bisa memiliki (buku) Alkitab dengan membelinya di banyak tempat dan dengan harga yang terjangkau. Bahkan dengan kemajuan tekhnologi informasi  saat ini kita bisa mengakses Alkitab elektronik kapan saja dan dimana saja secara cepat.

Alkitab yang harus kita miliki tentunya adalah Alkitab dalam bahasa yang kita mengerti, misalnya Alkitab terjemahan bahasa Indonesia. Disamping itu penting juga kita memiliki Alkitab dalam bahasa lain misalnya Alkitab bahasa daerah, bahasa Inggris.  Tujuannya untuk menjadi pembanding sehingga semakin memperkaya kita. Bahkan jika memungkinkan kita bisa memiliki Alkitab dalam bahasa aslinya (Ibrani dan Yunani) sehingga pekerjaan menafsir yang kita lakukan makin baik.

2. Tekun membaca Alkitab.
Syarat yang kedua untuk menjadi seorang penafsir adalah adanya kesedian untuk tekun membaca Alkitab. Mustahil kita bisa menggali dan menemukan kekayaan rohani yang tersimpan di dalam Alkitab bila kita tidak pernah menyediakan waktu untuk membaca Alkitab. Seorang penafsir yang baik adalah orang yang  setiap hari, rutin dan berulang-ulang membaca Alkitab. Dari ketekunan membaca Alkitab, Roh Kudus akan memimpin kita untuk menemukan rahasia-rahasia rohani yang terkandung dalam huruf-huruf Alkitab.

3. Percaya bahwa Alkitab firman Allah
Ada banyak penafsir Alkitab yang memegang Alkitab, membacanya dan mencoba mencari sesuatu di dalamnya; tetapi di saat yang sama ia tidak mempercayai Alkitab itu sebagai firman Allah. Sikap seperti ini pasti tidak akan menghasilkan apa-apa yang bisa membangun kehidupan rohaninya atau orang lain. Karena itu sebelum kita menafsir Alkitab, hendaknya kita memastikan bahwa kita mengakui Alkitab sebagai firman Allah yang telah diwayhukan kepada para nabi dan rasul-Nya. Dengan mempercayai Alkitab sebagai firman Allah akan melahirkan sikap hormat kepada Alkitab.

4. Memilki kehidupan rohani yang baik
Kemampuan untuk menggali kekayaan rohani dalam Alkitab tidak semata-mata ditentukan oleh keahlian dan kepintaran penafsir. Tetapi lebih daripada itu kekudusan hidup dan kedekatan penafsir dengan Tuhan sangat menentukan dalam pekerjaan menafsir Alkitab. Orang yang memiliki kehidupan rohani kepadanya akan disingkapkan pemahaman-pemahaman yang benar seputar firman Allah
Share on Google Plus

About MEZBAH PETRA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.