1. Mempunyai Alkitab.
Mungkin saja syarat ini adalah syarat yang amat
sederhana tetapi menempati posisi pertama dan yang utama. Bagaimana mungkin
seseorang menafsir Alkitab bila ia sendiri tidak memiliki Alkitab. Dewasa ini
kita diuntungkan sekali dengan mudahnya memiliki (mengakses) Alkitab. Kita bisa
memiliki (buku) Alkitab dengan membelinya di banyak tempat dan dengan harga
yang terjangkau. Bahkan dengan kemajuan tekhnologi informasi saat ini kita bisa mengakses Alkitab
elektronik kapan saja dan dimana saja secara cepat.
Alkitab yang harus kita miliki tentunya adalah
Alkitab dalam bahasa yang kita mengerti, misalnya Alkitab terjemahan bahasa
Indonesia. Disamping itu penting juga kita memiliki Alkitab dalam bahasa lain
misalnya Alkitab bahasa daerah, bahasa Inggris.
Tujuannya untuk menjadi pembanding sehingga semakin memperkaya kita. Bahkan
jika memungkinkan kita bisa memiliki Alkitab dalam bahasa aslinya (Ibrani dan
Yunani) sehingga pekerjaan menafsir yang kita lakukan makin baik.
2. Tekun membaca Alkitab.
Syarat yang kedua untuk menjadi seorang penafsir
adalah adanya kesedian untuk tekun membaca Alkitab. Mustahil kita bisa menggali
dan menemukan kekayaan rohani yang tersimpan di dalam Alkitab bila kita tidak
pernah menyediakan waktu untuk membaca Alkitab. Seorang penafsir yang baik
adalah orang yang setiap hari, rutin dan
berulang-ulang membaca Alkitab. Dari ketekunan membaca Alkitab, Roh Kudus akan memimpin
kita untuk menemukan rahasia-rahasia rohani yang terkandung dalam huruf-huruf
Alkitab.
3. Percaya bahwa Alkitab firman Allah
Ada banyak penafsir Alkitab yang memegang Alkitab,
membacanya dan mencoba mencari sesuatu di dalamnya; tetapi di saat yang sama ia
tidak mempercayai Alkitab itu sebagai firman Allah. Sikap seperti ini pasti
tidak akan menghasilkan apa-apa yang bisa membangun kehidupan rohaninya atau
orang lain. Karena itu sebelum kita menafsir Alkitab, hendaknya kita memastikan
bahwa kita mengakui Alkitab sebagai firman Allah yang telah diwayhukan kepada
para nabi dan rasul-Nya. Dengan mempercayai Alkitab sebagai firman Allah akan
melahirkan sikap hormat kepada Alkitab.
4. Memilki kehidupan rohani yang baik
Kemampuan untuk menggali kekayaan rohani dalam
Alkitab tidak semata-mata ditentukan oleh keahlian dan kepintaran penafsir. Tetapi
lebih daripada itu kekudusan hidup dan kedekatan penafsir dengan Tuhan sangat
menentukan dalam pekerjaan menafsir Alkitab. Orang yang memiliki kehidupan
rohani kepadanya akan disingkapkan pemahaman-pemahaman yang benar seputar
firman Allah