Menjadi gereja yang penuh Kasih dan murah hati

Lukas 7:1-5
1) Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum.
(2) Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.
(3) Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.
(4) Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong,
(5) sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami."
Perwira ini memberikan kepada beberapa orang tua-tua Yahudi (utusannya) suatu  tanggung jawab untuk pergi kepada Yesus. Dia tidak menyuruh untuk datang kepada tukang sihir atau dewa-dewa  penyembah berhala – tetapi kepada Yesuslah perwira ini mencari bantuan.

Untuk menyampaikan keinginan sang perwira, para utusan ini harus menyampaikan permintaan perwira ini dengan sikap hati-hati dan juga info yang jelas kepada Yesus untuk menyembuhkan hambanya. Para utusan ini harus menyampaikannya secara rinci dan jelas. Dalam pemahaman teks Yunani, mereka menyajikan permintaan perwira ini dengan  antusias dan langsung. Mereka memiliki komitmen dan juga setia dalam menjalankan tanggung jawab mereka.

Para utusan ini bisa menjadi contoh yang sangat baik bagi kita jemaat Tuhan, hari ini. Ketika kita diminta untuk berdoa bagi orang yang menderita penyakit atau kesusahan, apakah kita sudah melakukannya dengan tekun dan bersungguh-sungguh seperti para utusan itu? Atau apabila kita yang meminta orang lain berdoa bagi kita, apakah kita sebagai umat percaya dapat beriman seperti iman yang dimiliki perwira itu?

Para utusan, ketika meminta Yesus untuk datang dan menyembuhkan hambanya, juga sangat memuji perwira tersebut  (Lukas 7:4-5).  Dikisahkan bahwa perwira ini adalah orang yang mencintai bangsa Yahudi, suatu hal yang tidak biasa karena orang Romawi biasanya tidak begitu menyukai orang Yahudi.
Kasih-nya bagi orang Yahudi sudah lebih dari sekedar bicara, melainkan dibuktikan juga dengan tindakan.
Dia memberi dengan murah hati kepada orang Yahudi untuk membangun rumah ibadat mereka di Kapernaum.

Demikian juga, Allah mengharapkan adanya cinta yang mengalir dari gereja-Nya ini dan terlihat dari tindakan yang kita lakukan. Menjadi gereja yang kasihnya terlihat dari tindakannya yang penuh dengan kemurahan dan kepedulian.
Allah sudah memberikan contoh kepada kita seperti apa  kasih-Nya itu bagi kita, yaitu dengan cara memberi.
 Dia memberi kita karunia terbesar dari semua: Yesus Kristus, Juruselamat kita (Yohanes 3:16). Belum pernah ada kasih yang lebih besar dari itu. Mari kita, jemaat Petra meneladaninya.
Share on Google Plus

About MEZBAH PETRA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.