Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah (Lukas 1:52)
Hidup kita harus digerakan oleh kesadaran bahwa ada Allah yang hidup menentukan segala perkara. Ini berarti bahwa Tuhanlah yang menaungi segala sesuatu. Kesadaran ini akan nyata dalam sikap hidup kita yang selalu merendahkan diri di hadapan-Nya untuk bergantung dan berharap penuh dalam segala sesuatu. Orang-orang yang bersikap seperti ini akan mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Baginya kehidupan ini tidak lengkap tanpa Tuhan. Segala kesanggupan, kemampuan dan kecakapan, tidak ada artinya tanpa Tuhan yang menaungi kita. Tuhan yang menentukan miskin dan kaya; Tuhan yang mengangkat penguasa dan menurunkannya (Luk. 1:52)Dari pada-Nya kita beroleh jawaban dari segala kebutuhan dan pertanyaan kita. Untuk hal ini kita dituntut untuk tidak menaruh pengharapan dari sumber lain. Pengharapan yang ditaruh pada sumber lain merupakan bentuk pengkhianatan yang mendatangkan kutuk. Oleh karena itulah Allah menentang kehendak bangsa Israel, yang meminta adanya Raja, sebab Allah-lah Raja mereka yang sebenarnya. Kekecewaan Tuhan kepada bangsa Israel ini disebabkan karena mereka merasa masih perlu membutuhkan tumpuan harapan selain Tuhan, yaitu Raja yang kelihatan. Dalam hal ini, kita harus belajar percaya bahwa hidup kita hanya dapat ditopang oleh Tuhan, sedangkan pangkat, gelar, kekayaan, relasi pejabat, kekuatan fisik kita tidak dapat menjadi tumpuan harapan.
Bunyi pengakuan “Aku percaya kepada Allah BApa khalik langit dan bumi…” harus merupakan pengakuan hidup setiap hari yang dapat dilihat setiap orang; ini juga merupakan kesaksian. Pengakuan di atas merupakan proklamasi akan adanya Tuhan Yang Maha Kuasa, yang menentukan segala sesuatu. Dalam hal ini, kita menentang dunia, siapa yang lebih dapat diandalkan, kekuatan Tuhan atau kekuatan di luar Tuhan. Pengakuan ini juga merupakan kesaksian bahwa berada di pihak Tuhan atau beriman kepada Allah Yang Maha Kuat adalah aman dan membuat kita kuat. Sekuat-kuatnya orang yang tidak mengandalkan Tuhan dan hidup bergantung kepada-Nya. Selemah-lemahnya orang yang mengandalkan Tuhan, ia lebih kuat dari orang yang tidak mengandalkan Tuhan. Oleh karena itu, dalam menghadapi setiap persoalan atau tantangan apapun dalam kehidupan kita jangan pernah mengandalkan kekuatan diri sendiri. Dengan kata lain segala kesanggupan, kemampuan dan kecakapan kita tidak ada artinya tanpa Tuhan.