Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin,
dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan
(Luk. 2:6-7)
Natal merupakan salah satu hari raya agama Kristen yang merayakan hari kelahiran Yesus kristus, Sang Juruselamat dunia. Dan sudah menjadi tradisi bahwa natal harus dirayakan secara besar-besaran. Di dalam perayaan itu ada lagu/musik yang merdu, pohon natal yang indah, kado natal yang mahal dan berbagai macam makanan yang enak. Singkatnya segala kemewahan ada di sana. Dan tentunya semuanya itu memberikan kepuasan emosi bagi siapa saja yang merayakannya.
Perayaan natal seperti ini walaupun bagi sebagaian orang terlalu berlebihan namun itu tidaklah mutlak salah. Boleh saja natal dirayakan secara besar-besaran namun kita harus awas supaya perayaan yang demikian tidak membuat natal yang sesungguhnya menjadi hilang.
Natal pertama dimulai dan dirayakan 2000 tahun lalu di Betlehem sana. Natal pertama ini berlangsung dengan sangat sederhana kalau bukan disebut miskin. Yesus, Bayi Natal lahir melalui Maria, orang yang tak terpandang, di lahirkan di Betlehem, kota kecil dan tempatnya di palungan binatang, tempat yang hina.
Kenapa itu bisa terjadi, bukankah itu natal pertama yang seharusnya dirayakan secara besar-besaran sehingga bisa berkesan. Dan bukankah yang lahir itu Anak Allah yang Mahatinggi, yang empunya langit dan bumi ini? Jawabannya: semuanya itu terjadi demikian karena Allah sengaja datang ke dunia ini dalam kerendahan demi kasih-Nya yang besar tehadap kita manusia yang berdosa.
Jadi kita orang Kristen, mari kita merayakan natal kali ini dengan tetap mengingat peristiwa natal pertama. Di saat itulah Kristus datang dan menunjukkan kasih-Nya bagi kita manusia berdosa. Jangan sampai pesan natal pertama ini kita lupakan di tengah-tengah perayaan natal itu sendiri. Natal boleh saja dirayakan secara besar-besaran sepanjang itu merupakan wujud ucapan syukur kita kepada Allah yang telah mengaruniakan Kristus bagi kita. Bukan semata-mata untuk kepuasan emosi manusiawi kita. Natal akan menajdi hilang ketika kasih Allah dalam natal dilupakan.