NATAL YANG HILANG 1

Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur
(Matius 2:11)

Jauh sebelum kita mengenal dan merayakan natal, 2000 tahun yang lalu sudah ada sebagian kecil orang yang merayakannya, diantaranya adalah orang-orang Majus yang datang dari Timur.
            Bila kita membaca Alkitab maka akan ditemukan bahwa natal pertama di kota Betlehem sana terkesan sangat sederhana dan memprihatinkan kondisinya – sesuatu yang berbeda sekali dengan natal di zaman kita sekarang ini. Natal pertama dirayakan hanya oleh segelintir orang yang dalam suasana mencekam dan tempatnya pun di kandang binatang (pinjaman lagi). Bukankah itu sangat sederhana dan memprihatinkan? Walaupun begitu namun dalam natal pertama itu ada sesuatu yang menarik dan terkesan, sesuatu yang jarang ditemukan dalam perayaan natal berikutnya.
                Hal yang menarik dan terkesan dalam natal pertama, yaitu sikap orang-orang yang merayakannya. Semua orang yang dulu datang merayakan kelahiran Kristus di Betlehem perhatian mereka hanya tertuju pada satu pribadi saja, yaitu kepada Bayi Natal, Sang Mesias yang lahir di dunia ini. Hal itu bisa kita saksikan dari kisah orang-orang Majus. Ketika orang-orang Majus ini datang ke kota Betlehem tujuan utama mereka hanya satu, yaitu mencari Juruselamat yang sudah lahir. Dan ketika sudah menemukan-Nya mereka pun merayakan kelahiran tersebut dengan menyembah dan mempersembahkan persembahan terbaik mereka kepada Juruselamat. Saat itu Mesias menjadi pusat ‘perhatian’ dalam natal karena memang natal adalah milik-Nya.
                Sekarang mari kita renungkan dan bandingkan dengan natal-natal yang sudah pernah kita lewati pada tahun-tahun sebelumnya. Bukankah natal yang kita kenal sekarang ini sebagai hari raya agama Kristen yang diwarnai dengan segala kemeriahan dan kemewahan? Natal kita tidak pernah lagi lepas dari pohon terang yang mahal, sinterklas yang membagi-bagikan hadiah, makanan-makanan yang lezat, pesta-pesta yang meriah dan segala bentuk kemewahan lainnya. Dengan semuanya itu seringkali kita melupakan si pemilik natal, yaitu Yesus kristus. Bukan lagi Yesus yang menjadi pusat perhatian natal tetapi pesta natal telah membuat-Nya terpinggirkan. Dengan begitu berarti natal yang sejati telah menjadi hilang.
Share on Google Plus

About MEZBAH PETRA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.