Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah (Yohanes 1: 1)
Kedua ayat yang berbeda di atas menunjuk pada satu Pribadi yang sama, yaitu Yesus Kristus. Bila kita renungkan, kedua ayat itu mengungkapkan dua kebenaran kekal tetapi keduanya saling bertolak belakang (bukan bertentangan). Yoh. 1:1 berbicara tentang Kristus dalam posisi sebagai Allah yang Mahakuasa, sedangkan Luk. 2:7 berbicara tentang Kristus dalam posisi sebagai Bayi yang begitu lemah.
Membaca ayat-ayat itu, barangakali kita tidak bias menerimanya. Bagaimana mungkin satu Pribadi yang begitu berkuasa tiba-tiba dalam suatu masa menjadi begitu lemah. Apabila kasus ini dialami oleh manusia, mungkin masih bias dimengerti karena memang kadankala seorang manusia yang dulunya begitu berkuasa tiba-tiba dalamsuatu masa bias saja tak berdaya. Namaun kasus ini terjadi pada pribad Kristus, Allah Yang Mahakuasa itu. Sesuatu yang sulit untuk dipercaya!
Walaupun ini sulit untuk dipercaya, tetapi kenyataannya adalah demikian. Pribadi Yang tak Terbatas telah menjadi terbatas. Setidaknya ada dua keterbatasan Kristus ketika Ia menajadi Bayi lemah (manusia) di Betlehem sana, yaitu dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia tidak lagi Mahahadir, yang bias hadir di segala tempat pada saat yang sama. Kristus membuat diri-Nya dibatasi oleh ruang dan waktu. Dan tentu saja dalam rupanya sebagai seorang manusia Kristus pun membuat diri-Nya terbatas dalam banyak hal lain, dalam kuasa, pengetahuan dan lain-lain.
Kristus menjadi terbatas dalam diri-Nya sebagai seorang Bayi kecil ketika Ia lahir di Betlehem bukanlah karena ada sesuatu yang kurang dalam diri-Nya. Tetapi Ia menjadi terbatas oleh karena kemauan-Nya sendiri. Ia menanggalkan segala kemahakuasann-Nya dan menjadi bayi yang lemah dalam rangka mengerjakan keselamatan bagi kita manusia berdosa. Oleh karena itu, marilah kita menghargai segala pengorbanan Kristus ini. Ia yang Tak Terbatas telah membuat diri-Nya menajdi terbatas.