SIAPAKAH YESUS?


Siapakah Yesus? Siapakah sesungguhnya orang asal Nazaret itu? Jawabannya bisa kita temukan dari berbagai pengakuan (iman) yang pernah diucapkan murid-murid-Nya. Natanael berkata: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" (Yoh. 1:49); Petrus menegaskan: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" (Mat. 16:16); Tomas berseru: "Ya Tuhanku dan Allahku!" (Yoh. 20:28); dan belakangan seorang sida-sida asal Etiopia mengikrarkan demikian: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah." (KPR. 8:37).

Fakta tentang manusia Yesus yang sekaligus adalah Allah diterima dengan iman oleh murid-murid-Nya dan jemaat mula-mula. Namun di kemudian hari fakta itu menjadi kabur bagi orang-orang (termasuk kita) yang tidak pernah mengenal Yesus secara langsung. Merekapun mulai meragukan bahwa pernah ada manusia yaitu Yesus yang disembah sebagai Allah. Menjawab keraguan itu maka gereja terpanggil untuk merumuskan (menyimpulkan) siapakah Yesus sesungguhnya sebagaimana yang dijelaskan oleh Alkitab.

Adapun upaya perumusan itu memakan waktu yang panjang dan penuh pergumulan yang melelahkan lewat konsili-konsili gereja (pertemuan para pimpinan gereja / teolog). Walaupun begitu ternyata pengorbanan besar itu menghasilkan suatu rumusan yang diterima oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia, yaitu:
1. Yesus adalah Allah sejati
2. Yesus adalah manusia sejati
3. Keilahian dan kemanusiaan Yesus satu adanya (tidak terpisah)
4. Keilahian dan kemanusiaan Yesus mandiri (tidak bercampur)

Dan penting ditegaskan di sini bahwa keempat uraian (penjelasan) tentang pribadi Yesus itu bukanlah ide gereja atau manusia. Sebaliknya itu adalah wahyu yang tertulis dalam Alkitab, dan gereja hanya terpanggil untuk merumuskannya (menyimpulkannya) demi menolong jemaat dan orang banyak supaya bisa memahami dengan mudah siapakah Kristus?

Akhirnya akan tiba waktunya dimana Allah akan menyatakan Diri-Nya kepada kita hingga kita mengenal dengan sempurna, menyaksikan pribadi-Nya yang penuh kemuliaan sesuatu yang tidak pernah terbayangkan oleh kita selama di dunia dan tidak mungkin dirumuskan oleh para teolog sekalipun. Saat itu kita hanya bisa tersungkur dengan gemetar dan menyembah-Nya sebagaimana yang pernah dialami oleh rasul Yohanes (Wah. 1:17).

Share on Google Plus

About MEZBAH PETRA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.