Ketika Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka (Matius 14:14)
Kita mengingat dulu adanya suatu kesalahan yang tragis. Pada tanggal 3 Juli 1998, peluru kendali dari kapal perang
USS Vincennes menembak jatuh sebuah pesawat penerbangan sipil Iran dengan 290 jiwa di dalamnya. Semuanya tewas. Kapten kapal USS Vincennes itu mengira mereka sedang diserang oleh sebuah pesawat tempur F-14 milik Iran. Tetapi ternyata perkiraannya keliru.
Jajak pendapat umum menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Amerika menentang pembayaran ganti rugi kepada para keluarga korban. Perlakuan kejam terhadap para sandera Amerika di Iran masih terbayang jelas di benak banyak orang. Tetapi Presiden Reagan menyetujui pembayaran ganti rugi itu. Ketika ditanya para wartawan bagaimana jika pembayaran seperti itu menimbulkan preseden yang buruk, ia menjawab, "Saya tidak pernah melihat belas kasihan sebagai preseden buruk."
Prinsip balas dendam jauh lebih mudah untuk diterapkan. Namun, belas kasihan adalah cara Kristus, yaitu memberi perhatian yang mendalam terhadap kebutuhan fisik, emosi, dan rohani seseorang secara utuh. Hal ini menyingkapkan hati Allah untuk orang-orang berdosa, bagi Anda dan saya.
Memberi makan 5.000 orang adalah mukjizat yang lahir dari belas kasihan. Yesus tergerak oleh kebutuhan rohani dan jasmani orang-orang (Matius 14:14; Markus 6:34). Dia tidak puas hanya mengajar mereka dan membiarkan mereka pulang begitu saja.
Sebagai orang kristiani, kita harus melihat seseorang secara menyeluruh melalui mata Yesus. Tindakan belas kasihan selalu memancarkan pesan yang baik --Dennis De Haan
BELAS KASIHAN ADALAH KASIH DALAM BENTUK TINDAKAN