CELAKA!!! SEMUANYA SIA-SIA

Kata sia-sia hanya mungkin muncul jika sesuatu yang dikerjakan tidak menghasilkan apa-apa. Dan pasti kata sia-sia ini tidak diinginkan oleh siapapun juga, karena kita tahu bahwa kesia-siaan hanya menimbulkan ketidakpuasan atau kerugian.
Di dalam Alkitab ada juga tertulis tentang kesia-siaan. Dalam Kitab Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem, yaitu Salomo menuliskan perenungannya akan hidup di dunia ini. Hasil perenungannya itu cukup menyedihkan, yaitu segala sesuatu sia-sia.
Sebenarnya hasil perenungan Salomo ini mempunyai keganjalan bila dihubungkan dengan pribadi Salomo sendiri. Salomo dikenal sebagai orang yang berhasil. Ia memiliki segala-galanya diantaranya, hikmat, kekuasaan, kekayaan dan keluarga yang besar. Dengan semuanya ini adalah sudah lebih dari cukup bila Salomo hidup dalam kebahagian dan bisa dipastikan kesia-siaan tidak akan pernah terlintas dalam pikirannya apalagi dirasakannya. Seandainya saja yang berpikir tentang kesia-siaan ini adalah orang yang selalu menemui kegagalan dalam hidupnya maka itu wajar sekali, tetapi ini adalah Salomo, orang sukses itu.
Salomo merenungkan hidup di dunia ini dan menyimpulkan bahwa segala sesuatu sia-sia karena ia menyadari bahwa semua yang saat ini akan berakhir juga nanti. Hikmat maupun kebodohan, kekayaan maupun kemiskinan sama-sama akan berakhir. Dan ini benar-benar terbukti sendiri dalam pribadi Salomo. Dia yang seorang sukses: berhikmat, berkuasa dan kaya tetapi dimana ia sekarang? Bukankah ia sudah tidak ada lagi dan apa yang pernah ia miliki tidak ada gunanya lagi buat dia (sia-sia saja). Tidak satupun yang pernah ia miliki, ia bawa dan nikmati dalam kuburan. Maka benarlah kata Ayub: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. (Ayub 1:21a).
Membaca perenungan Salomo dalam Kitab Pengkhotbah, mungkin kita akan menjadi pesimis dan berkata: celaka!!! Semuanya sia-sia. Untuk apa saya hidup dan berkarya di dunia ini jika semuanya akan sia-sia juga nanti. Lalu apakah itu akan membuat kita pasif, tidak mempunyai semangat hidup lagi? Tidak. Tapi sebaliknya biarlah renugnan Salomo ini tetap membuat kita menjadi orang Kristen yang aktif berkarya di dunia dan menghasilkan sesuatu. Hanya kita tetap mengingat perenugnan Salomo tadi sehingga apa yang kita kerjakan dan hasilkan biarlah itu kita persembahkan untuk kemuliaan nama Tuhan. Jangan hanya untuk kepuasan diri kita semata. Ingat sekali lagi bahwa segala sesuatu adalah sia-sia. Tapi biarlah itu menjadi berguna ketika kita persembahkan bagi kemuliaan Tuhan Yesus.
Share on Google Plus

About MEZBAH PETRA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.