“Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan kemana saja kau kehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkn tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kau kehendaki.
(Yohanes 21:18)
(Yohanes 21:18)
Perkataan Tuhan Yesus ini kepada Petrus suatu kiasan yang juga menyindir hidup kita yang percaya kepada-Nya. Baik Petrus maupun kita pada dasarnya sewaktu masih muda dan kuat, kita begitu bebas, tidak (mau) terikat dengan apapun juga. Kita melakukan apa yang kita mau karena kita masih mampu. Tapi perhatikan kalau nanti kita sudah menjadi tua, pastilah kita juga akan seperti orang-orang tua yang tidak berdaya dan hanya bergantung pada pertolongan orang.
Kiasan yang dikatakan oleh Tuhan Yesus ini merupakan gambaran tentang kerohanian kita. Sewaktu kita belum hidup didalam Tuhan barangkali kita masih “bebas” melakukan segala keinginan daging kita. Dan bahkan sifat seperti ini masih saja terbawa-bawa sekarang ketika sudah ikut Tuhan: Kita mau bebas menentukan apa yang kita inginkan dari Tuhan. Contohnya, ketika ikut Tuhan kita mau diberkati terus, diberi kesehatan, diberi kelimpahan materi dan semua hal yang mengenakkan.
Tapi apa kata firman Tuhan dalam Yohanes 21:18 diatas? Di bagian terakhirnya dikatakan bahwa: ketika kita sudah menjadi tua nanti kita akan bergantung pada –
Pertolongan orang lain saja. Artinya adalah gaya hidup kita dalam Tuhan tidak perlu lagi seperti gaya hidup lama kita. Kalau dulu kita selalu menginginkan apa maunya kita, tapi sekarang dalam Tuhan, biarlah yang jadi maunya Tuhan dalam kehidupan kita.
Karena itu dalam mengikut Yesus, kita jangan berpikiran bahwa semuanya akan baik-baik saja: diberkati, sehat, kaya atau selalu senang. Semuanya itu memang baik dan tentu juga Tuhan mau supaya kita anak-anak-Nya diberkati. Hanya ada saat-saat tertentu dalam hidup ini dimana Tuhan mengijinkan kita melewati “kerikil-kerikil” tajam , air mata, pergumulan atau pencobaan degnan maksud untuk mendewasakan iman kita.
Seandainya mengikut Yesus itu seperti yang kita mau, yaitu selalu mengenakkan bahayanya adalah iman kekristenan bisa menjadi dangkal. Orang akan datang kepada Yesus hanya untuk diberkati, diberi kesehatan dan dilimpahi dengan materi. Padahal hal-hal seperti itu bisa juga diperoleh di luar Yesus. Tetapi kalau yang terjadi adalah seperti yang Tuhan mau maka orang akan ikut Tuhan apapun resikonya. Diberkati atau tidak diberkati, sakit atau sehat, kaya atau miskin tekadnya tetap satu, yaitu Tuhan.