1. Orang yang berbahasa roh sedang berkata-kata kepada Allah dengan bahasa yang rahasia (1 Korintus 14:2).
2. Karunia bahasa roh diberikan dengan maksud untuk membangun iman sendiri (1 Korintus 14:4).
3. Bahasa roh tidak akan membangun jemaat kalau di dalamnya tidak ada penyampaian wahyu Allah, pengetahuan, nubuat atau pengajaran bagi yang mendengarnya (1 Korintus 14:6).
4. Orang yang berbahasa roh dalam pertemuan jemaat, haruslah berdoa agar kepadanya diberikan juga karunia untuk menafsirkannya (1 Korintus 14:13). Kalau tidak ada yang diberi karunia untuk menafsirkannya, maka ia tidak perlu melanjutkan bahasa rohya itu dalam peremuan jemaat (1 Korintus 14:28).
5. Orang yang berbahasa roh masih memiliki kesadaran dan mampu menguasai dirinya ( bdg. 1 Korintus 14:32).
6. Kalau dalam pertemuan jemaat ada yang berbahasa roh, maka dua orang sudah cukup, sebanyak-banyaknya tiga orang (1 Korintus 14:270. Itu pun harus diucapkan seorang demi seorang (1 Korintus 14:27).
7. Dalam suasana berbahasa roh yang benar harus ada prinsip damai sejahtera bukan kekacauan suasana pertemuan (1 Korintus 14:33) dan harus berlangsung dengan sopan dan teratur (1 Korintus 14:40).
8. Kasih melebihi bahasa roh, bahkan melebihi semua karunia Roh Kudus lainnya (1 Korintus 13:1).