JENIS-JENIS PUASA
Dari pengalaman dan pengamatan umum baragkali kita tahu jenis-jenis puasa yang ada. Dilihat dari waktunya, ada puasa 1 hari, puasa 3 hari atau puasa 40 hari. Dilihat dari orang yang berpuasa, ada puasa pribadi dan ada puasa bersama. Dan masih banyak lagi jenis puasa lain, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Sementara itu, dalam Alkitab juga ada beberapa jenis puasa, seperti Hari Perdamaian (Im. 16:29, 31; 23:2-23; Bil. 29:7) dan empat puasa tahunan orang Yahudi (Za. 8:19).
Barangkali jenis-jenis puasa yang terdapat dalam Alkitab ini tidak berhubungan langsung dengan kita karena kebutuhan dan situasi orang yang hidup pada zaman ini. Namun dengan mengenal adanya jenis-jenis puasa ini setidaknya akan menolong kita untuk mengerti jenis puasa apa yang kita lakukan. Dan dengan mengerti jenis puasa, kita pun bisa tahu tujuan dari puasa tersebut, sasarannya tepat. Tidak meraba-raba atau hanya sebagai ritual keagamaan belaka.
PUASA DALAM KEKRISTENAN
Kekristenan sudah ratusan tahun sebelumnya mengenal dan mempraktekkan ibadah puasa. Adapun contoh-contoh praktek ibadah puasa dalam kekristenan, yaitu dalam matius 4:1-4 Yesus diberitakan berpuasa, lalu dalam Kis. 13:2-3; 14:23 tercatat para pemimpin jemaat berpuasa sebelum memilih utusan Injil dan tua-tua. Selain itu Paulus pun dua kali menyinggung puasanya (2 Kor. 6:5; 11:27)
Puasa dalam kekristenan ini bukan hanya praktek agama pada zaman dahulu. Sepanjang sejarah kekristenan ibadah puas ini terus dipraktekkan oleh sebagian besar oran g-orang Kristen yang mengasihi Tuhan. Dan ternyata puasa yang dilakukan oran g-orang Kristen mampu membawa dampak besar bagi peru bahan sejarah dunia ini.
PENUTUP
Menyimpulkan ur aian pengajaran tentang ibadah puasa ini, saya mau tegaskan bahwa berpuasa adalah bagian dari ibadah kekristenan dan berpuasa itu baik bagi pertumbuhan rohani seseorang. Hanya perlu diperhatikan puasa yang kita lakukan jangan sebagai ritual agamawi belaka, atau ikut-ikutan kebiasaan orang lain. Karena itu, sebelum berpuasa kita pastikan bahwa kita mengerti puasa yang dilakukan sebagai wujud perendahan diri di hadapan Allah dan tujuannya mesti jelas.