Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir
(1 Kor. 1:10)
Apa yang dikatakan Daud ini pasti kita rindukan terjadi dalam perkumpulan kita. Kita rindu supaya ada persatuan dan Allah memberkati serta berkenan akan perkumpulan rohani kita khususnya yang ada dalam gereja, tetapi kita harus jujur bahwa ada banyak kendala yang membuat persatuan itu sulit diwujudkan. Dan hasilnya pun adalah perkumpulan kita berjalan sendiri tanpa kehadiran Allah dan kalau kita sudah berjalan sendiri pastilah yang kita rasakan hanyalah kejenuhan rohani.
Salah satu penyebab sulitnya mewujudkan persatuan dalam gereja adalah adanya kecenderungan dari anggotanya yang suka membangun golongannya masing-masing. Sebenarnya ini persoalan sepele tetapi dampaknya besar, bisa merusak persatuan gereja. Hal itulah yang pernah terjadi dalam gereja di kota Korintus. Di sana ada beberapa jemaat yang menganggap diri mereka sebagai golongan Paulus, sedangkan yang lain sebagai golongan Apolos. Selain itu masih ada juga sebagian yang masuk pada golongan Kefas dan golongan Kristus (1 Kor. 1:12). Pengelompokan dalam jemaat ini pasti disebabkan adanya perbedaan diantar jemaat.
Perbedaan memang tidak bisa ditiadakan. Dalam perkumpulan manapun perbedaan pasti ada diantara anggotanya, demikian juga dalam gereja. Walaupun demikian tetapi perbedaan itu seharusnya bisa memperkaya gereja bukan sebaliknya menggerogoti sendi-sendi persatuan umat Tuhan.
Mari pelihara persatuan di tengah-tengah komunitas kita. Jangan biarkan terjadi perpecahan diantara kita. Kita, satu sama lain memang berbeda suku, budaya, karakter, talenta dan masih banyak lagi perbedaan lainnya. Tetapi biarlah itu untuk memperkaya kita dan bukan menimbulkan perpecahan. Kalau ada persatuan dalam percayalah berkat Allah seperti yang dikatakan Daud di atas pasti nyata di tengah-tengah komunitas kita. Amin.