Apa yang terlintas di pikiran Anda jika mendengar kata "monumen"?
Monas? Monumen Nasional? Ahahaaa..!
Di pertengahan tahun '80an, saya tinggal di kota Ambon, dan ada sebuah fenomena menarik di kalangan anak muda disana yang bermimpi untuk menjejakkan kaki di kota Jakarta dan -paling tidak- dapat melihat Monas sebelum mereka kembali ke kampung halaman!
Monumen adalah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial sebagai bagian dari peringatan kejadian pada masa lalu. Seringkali monumen berfungsi sebagai suatu upaya untuk memperindah penampilan suatu kota atau lokasi tertentu. (Wikipedia)
Monas? Monumen Nasional? Ahahaaa..!
Di pertengahan tahun '80an, saya tinggal di kota Ambon, dan ada sebuah fenomena menarik di kalangan anak muda disana yang bermimpi untuk menjejakkan kaki di kota Jakarta dan -paling tidak- dapat melihat Monas sebelum mereka kembali ke kampung halaman!
Monumen adalah jenis bangunan yang dibuat untuk memperingati seseorang atau peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial sebagai bagian dari peringatan kejadian pada masa lalu. Seringkali monumen berfungsi sebagai suatu upaya untuk memperindah penampilan suatu kota atau lokasi tertentu. (Wikipedia)
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyatIndonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Hidup manusia dapat digambarkan sebagai sebuah monumen, yang dibangun sejak dalam kandungan, lahir, dewasa, dan mati. Jika dianggap penting, maka jejak kehidupan kita akan dikenang, menjadi sebuah monumen.
Seperti halnya sebuah monumen, kita tidak bisa menyembunyikan hidup kita untuk tidak dilihat oleh orang lain. Menariknya lagi, orang lain pun punya hak penuh untuk berpendapat tentang hidup kita. Pendapat tentang sisi hidup kita yang baik dan buruk. Sehingga pendapat tersebut bisa saja berupa pujian ataupun makian, prasangka baik atau fitnahan, memotivasi atau menjatuhkan, serta perlakuan-perlakuan lainnya. Bahkan beberapa orang yang lewat dengan sengaja melemparkan telur atau tomat busuk ke monumen kehidupan kita. Belum lagi coretan iseng lainnya yang memperburuk penampilan monumen tersebut. Namun seperti halnya sebuah monumen, ia akan tetap berdiri tegar dan konsisten pada tujuannya: menjadi tanda, peringatan bagi banyak orang.
Monumen kehidupan kita juga mengalami badai, hujan, panas, dan prahara kehidupan.
Monumen kehidupan kita juga mengalami badai, hujan, panas, dan prahara kehidupan.
Allah tidak memberikan privilege, atau hak istimewa bagi kita untuk memilih perlakuan atau situasi dan kondisi yang baik-baik saja, yang enak-enak saja, yang cakep-cakep saja, yang mulia-mulia saja, dan menolak hal yang sebaliknya terjadi dalam hidup kita.
Namun Ia memberikan kemampuan bagi untuk menghadapi setiap persoalan hidup dengan janji bahwa pencobaan yang kita alami tidak pernah melebihi kekuatan kita. (I Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.)
Namun Ia memberikan kemampuan bagi untuk menghadapi setiap persoalan hidup dengan janji bahwa pencobaan yang kita alami tidak pernah melebihi kekuatan kita. (I Korintus 10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.)
Monumen kehidupan Raja Daud tidak hanya menceritakan prestasi-prestasi yang dibuat semasa hidupnya. Namun sejarah menuliskan kesalahan dan dosa yang diperbuatnya dan bagaimana beliau bertobat dari kejahatan yang diperbuatnya. Dan Alkitab mencatat: Sebab Daud melakukan kehendak Allah pada zamannya, lalu ia mangkat dan dibaringkan di samping nenek moyangnya (Kisah Para Rasul 13:36). Monumental!
Saya ingin memotivasi kita dengan nasehat dari Rasul Paulus dalam suratnya bagi jemaat di Efesus: Karena itu, perhatikanlah dengan seksama bagaimana kamu hidup. Jangan seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. (Ef 5:15-16). Monumen kehidupan kita pada akhirnya akan menjadi petunjuk bagi generasi setelah kita. Bagi anak-cucu kita bahkan bagi orang-orang disekitar kita. Pastikan monumen kehidupan kita memberikan petunjuk kehidupan yang arif, bukan kebebalan. Sehingga petunjuk tersebut membawa mereka pada kehidupan yang benar, dan memotivasi mereka untuk melakukan kehendak Allah dalam hidup mereka.
Selamat berjuang! GBU full..