Bijakkah Lidah Anda?

"Omongan yang sembarangan dapat melukai hati seperti tusukan pedang; kata-kata bijaksana bagaikan obat yang menyembuhkan."
(Amsal 12:18 - BIS)
Orang yang suka berbicara diperkirakan melontarkan 30.000 kata setiap hari! Pertanyaannya adalah, bagaimana perkataan kita, entah banyak maupun sedikit, mempengaruhi sesama kita?

Seorang filsuf Yunani meminta pelayannya memasakkan hidangan paling lezat. Pelayan yang bijak menyuguhkan hidangan berupa daging lidah dan berkata, "Ini adalah hidangan terlezat di antara semua hidangan lain, karena hidangan ini mengingatkan kita agar menggunakan lidah untuk memberkati dan mengungkapkan sukacita, menghalau kesedihan, mengenyahkan keputusasaan, dan menyebarluaskan keceriaan."

Lalu ia minta hidangan yang paling tidak enak. Lagi-lagi si pelayan menyuguhkan daging lidah sembari berkata, "Ini adalah hidangan yang paling tidak enak, karena mengingatkan kita bahwa kita bisa menggunakan lidah untuk menyumpahi, dan meremukkan hati, menghancurkan reputasi, menciptakan pertikaian, serta membuat keluarga dan bangsa berperang."

Untuk memahami maksud kata-kata si pelayan itu, kita tidak perlu makan daging lidah terlebih dulu. Kita mungkin sering kali telah "menelan perkataan kita sendiri" sebelum kita belajar untuk menghindari perkataan yang ingin kita tarik kembali.

Salomo menulis: "Lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan" (Amsal 12:18). Ayat ini menegaskan dan menyemangati sesama kita. Kata kunci dari ayat tersebut bukanlah lidah melainkan bijak. Lidah tidak dapat mengontrol dirinya sendiri, hanya si pemiliknyalah yang mampu mengontrolnya.

Jika Anda ingin lidah Anda membangun sesama dan tidak menjatuhkan, mintalah Allah membuat Anda bijak --Joanie Yoder

BIJAKSANA BERARTI TAHU SAAT YANG TEPAT UNTUK BERBICARA
DAN MEMIKIRKAN AKIBATNYA
Share on Google Plus

About MEZBAH PETRA

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.