I. PENDAHULUAN
Bila kita membuka kembali lebaran sejarah maka akan ditemukan suatu kenyataan yang mengherankan bahwa sepanjang 2000 tahun gereja telah ikut ambil bagian dalam menentukan perjalanan sejarah dunia. Perkumpulan orang-orang Kristen ini memang kecil dan nyaris tidak berdaya bahkan terus-menerus diperhadapkan dengan berbagai-bagai penganiayaan mengerikan sejak zaman dulu hingga detik ini. Namun dalam ketidakberdayaannya itu ternyata si Kecil punya pengaruh besar dalam sejarah dunia.
Pengaruh Gereja bagi sejarah dunia bisa disebutkan di sini antara lain, kekristenanlah yang menghapuskan penyembahan berhala dan kehidupan amoral dalam kekaisaran Romawi kuno, hasil-hasil seni dan kebudayaan Eropa pada Abad Pertengahan terinspirasi dari ajaran kekristenan, keunggulan budaya bangsa Amerika awalnya dibangun di atas prinsip-prinip kekristenan. Dan pengaruh kekristenan yang bisa kita saksikan sendiri di negeri ini ialah para utusan Injilah yang membawa masyarakat primitif di Papua ke dalam peradaban baru.
II. APA ITU GEREJA
Melihat begitu besarnya pengaruh gereja terhadap perjalanan sejarah dunia ini mungkin akan menimbulkan satu pertanyaan dari kita apa itu gereja? Bagi sebagian orang gereja adalah fisik gedung yang ditandai dengan salib. Selain itu gereja juga identik dengan organisasi dan upacara keagamaan. Bila pengertian kita tentang gereja seperti itu tidaklah salah namun bukan itu intinya. Semuanya itu memang bagian dari gereja namun sifatnya hanya pelengkap yang tanpa itu pun gereja bisa tetap berdiri.
Kata gereja berasal dari istilah asing (Yunani) yaitu ekklesia. Kata ekklesia ini dapat diartikan sebagai kumpulan atau sidang rakyat yang berkumpul di satu tempat karena mempunyai kepentingan yang sama. Biasanya pada zaman dulu kalau ada perkara-perkara yang perlu diselesaikan rakyat keluar dari rumahnya masing-masing lalu berkumpul di lapangan yang luas untuk bersidang. Tindakan seperti itulah yang disebut dengan ekklesia (Kis 19:39).
Kemudian dalam perkembangannya kata ekklesia ini diadopsi oleh kekristenan menjadi pengertian dari gereja. Bagi kekristenan ekklesia atau gereja merupakan kumpulan orang-orang percaya kepada Kristus yang dipanggil oleh Allah keluar dari dunia ini untuk melayani-Nya. Jadi gereja bukan lagi gedung, organisasi atau upacara keagamaan. Lebih dari itu gereja merupakan kumpulan orang percaya.
Gereja juga mempunyai dua sisi, yaitu gereja yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Gereja yang kelihatan adalah gereja yang dapat kita lihat secara organisasi dimana mempunyai anggota, gedung dan pengurus contohnya GRI Petra, GPIB Effata, GBI dan lain-lain. Gereja yang seperti ini diakui penuh dengan kelemahan dan dosa, singkatnya tidak satu pun diantaranya yang sempurna. Sedangkan gereja yang tidak kelihatan merupakan gereja dalam kepercayaan (iman) yang mencakup semua umat Allah di segala bangsa, segala waktu, termasuk yang sudah meninggal maupun mereka yang belum dilahirkan. Dan gereja yang tidak kelihatan ini terdapat di dalam gereja yang kelihatan tadi. Artinya di dalam GRI Petra, GPIB Effata, GBI dan di seluruh gedung gereja terdapat orang-orang pilihan yang sungguh-sungguh percaya kepada Yesus – itulah gereja sejati. Selebihnya hanya orang yang mengaku Kristen dan tergabung dalam gedung gereja saja.
III. GEREJA DALAM PL DAN PB
Kita yang hidup di masa ini barangkali berpikir bahwa gereja Tuhan hanya ada pada masa Perjanjian Baru saja, tepatnya sejak peristiwa Pentakosta di Yerusalem sana (Kis 2:1-13). Namun sesunggunya jauh sebelum peristiwa Pentakosta gereja sudah ada dalam masa Perjanjian Lama. Ketika Allah mengadakan perseteruan antara benih ular dengan benih manusia saat itulah Allah mulai memanggil dan mengumpulkan umat-Nya atau gereja-Nya.
Kemudian perbuatan Allah yang memanggil dan mengumpulkan umat-Nya ini nyata sekali dalam panggilan Allah terhadap Abraham. Abraham dipanggil keluar dari kampung halamanya yang sarat dengan penyembahan berhala dan dibawa (dikumpulkan) di tanah Kanaan untuk melayani Tuhan. Demikian pula dengan panggilan Allah terhadap bangsa Israel . Bangsa ini di bawa keluar dari tanah perbudakan di Mesir untuk menjadi umat dan saksi Tuhan. Adapun ciri-ciri gereja dalam masa Perjanjian Lama, yaitu Allah yang memanggil dan mengumpulkan, ditetapkan untuk melayani Tuhan, diberikan firman Tuhan dan beriman kepada Tuhan.
Lalu dalam Perjanjian Baru keberadaan gereja semakin jelas lagi. Sebagaimana yang sudah disinggung tadi pada masa Pentakosta Tuhan memanggil umat-Nya, mengumpulkan mereka menjadi satu persekutuan, membentuk satu gereja; itu semua hanya berdasarkan perbuatan Yesus Kristus. Jadi di luar Kristus tidak mungkin ada gereja atau seseorang bisa menjadi umat Allah. Kristuslah dasar dari gereja (1 Kor. 3:11).
IV. KEANEKARAGAMAN GEREJA
Gereja Tuhan yang ada di dunia ini diakui mempunyai bentuk yang banyak sekali. Bukankah banyak gereja-gereja yang kita lihat, sehingga timbullah pertanyaan: gereja manakah yang benar? Sebelum menjawab pertanyaan itu sebaiknya kita melihat dulu latar belakang dari keragaman gereja ini.
Pada mulanya gereja hanya satu. Kemudian dalam perjalanannya kita bisa menyaksikan bagaimana yang satu ini mulai terpisah-pisah satu sama lain, ada yang masih berhubungan dan ada juga yang sama sekali tidak lagi mempunyai hubungan dengan yang lain Adapun garis besar dari aliran-aliran gereja yang terpisah-pisah ini demikian:
Perpisahan gereja-gereja ini yang dulunya hanya satu umumnya disebabkan oleh perbedaan pandangan tentang Alkitab. Memang isi Alkitab terlalu kaya untuk dimengerti habis-habisan oleh satu orang saja sehingga sedikit sekali yang bisa ditangkap. Dan celakanya apa yang ditangkap itu dianggap sebagai satu-satunya kebenaran dan memandang yang lain kurang benar. Hal itulah yang menyebakan perpecahan dalam gereja.
Sebenarnya perbedaan pandangan tentang Alkitab itu bisa memperkaya gereja dan kalau ada kasih pasti tidak akan terjadi perpecahan tapi karena kepicikan dan nafsu manusia maka seringkali terjadi perpecahan dalam gereja.
Kembali, diantara banyak bentuk gereja ini, manakah gereja yang benar? Jawabannya tidak ada satu gereja yang paling benar dan yang lain salah semua. Di dalam dunia ini semua gereja (yang kelihatan) tidak murni akan tetapi gereja-gereja itu adalah perwujudan dari perjuangan ke arah kemurnian. Karena itu biarlah gereja-gereja jangan saling memfitnah bahkan mengutuk yang lain. Tetapi sebagaimana doa Tuhan Yesus dalam Yoh. 17 biarlah gereja menjadi satu tubuh Kristus yang utuh.
I. TUGAS GEREJA
Gereja hadir di dunia ini tentu dengan suatu maksud ilahi. Setidaknya ada tiga tugas gereja, yaitu bersekutu (koinonia), berbagi (diakonia) dan bersaksi (marturia). Untuk tugas pertama gereja terpanggil untuk memelihara persekutuan yang intim baik dengan sesama tubuh Kristus (jemaat) maupun dengan Tuhan. Untuk alasan inilah maka setiap gereja mengadakan ibadahnya setidaknya sekali seminggu.
Lalu yang kedua, gereja terpanggil juga untuk berbagai dengan sesama. Berbagi di sini mengarah pada pelayanan sosial. Gereja mempunyai tanggungjawab sosial khususnya kepada orang-orang yang miskin dan terlantar. Dari situ gereja bisa membagikan kasih Kristus kepada mereka. Dan tugas gereja yang ketiga, yaitu bersaksi. Sebelum Tuhan Yesus naik ke surga Ia memberikan amanat supaya gereja pergi ke seluruh dunia dan menjadi saksi-Nya (Mat. 28:19-20). Gereja perlu memberitakan kabar baik kepada dunia ini. Dan pemberitaan itu bisa di dalakukan di setiap mimbar Kristen atau terjun langsung ke ladang misi.
II. PENUTUP
Kita sudah belajar tentang gereja walaupun itu baru sedikit sekali namun setidaknya dari situ ada beberapa hal yang perlu kita terapkan dalam kehidupan kekristenan kita. Biarlah sekarang kita melihat gereja tidak melulu pada gedungnya atau organisasinya tetapi sebagai kumpulan orang pilihan Allah. Selain itu dimana pun kita bergereja (organisasi) jangan berpikiran sempit dengan menganggap gereja kitalah yang paling benar. Gereja kita pun tidaklah sempurna namun kita semua, gereja-gereja di dunia sedang menuju pada kesempurnaan karena itu tetaplah pelihara kesatuan gereja. Dan yang terakhir, sebagai gereja biarlah kita menunaikan tugas panggilan kita di dunia ini. Kita, gereja hadir untuk berkoinonia, berdiakonia dan bermaturia.