Kenapa
orang Kristen tidak lagi menaati aturan-aturan hukum Taurat seperti sunat dan
larangan makan babi? Padahal aturan-aturan itu tertulis jelas dalam Alkitab.
Jawaban:
Hukum Taurat diberikan untuk mengatur
kehidupana umat Allah. Aturan-aturan itu diberikan secara rinci supaya manusia
melakukannya dengan baik, tanpa cacat sedikitpun sehingga ia boleh berkenan di
hadapan Allah yang Mahakudus. Allah menuntut kesempurnaan karena Ia adalah
Allah yang sempurna.
Namun dalam perjalanan apa yang
terjadi? Alkitab (Rom. 3:23) dan sejarah mencatat bahwa tidak ada seorang pun
yang pernah lulus melakukan seluruh hukum Taurat. Bahkan Musa yang dikenal begitu
dekat dengan Allah ternyata pernah gagal (Bil. 20:11-12). Demikian juga dengan
Israel – bangsa yang menjadikan Taurat sebagai pedoman hidup sehari-harinya.
Mereka pun gagal sehingga Allah muak dan membuang mereka dari hadapan-Nya.
Dari hal niat, Israel memang berhasrat
melakukan aturan-aturan yang digariskan Taurat. Tetapi sayangnya, sementara
mereka melakukan aturan yang satu, mereka gagal dalam aturan yang lain. Hal itu
tergambar dari teguran Yesus kepada orang Farisi: “…..kamu
membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kamu
mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain
jangan diabaikan” (Luk. 11:42).
Ibarat
memutuskan rantai, kita tidak harus mencopot mata rantai itu satu persatu.
Cukup memutuskan satu saja mata rantainya maka rantai itupun terputus. Demikian
juga dengan pelakasanaan Taurat, satu kegagalan kecil saja bisa membatalkan
semua keberhasilan yang sudah dicapai.
Dari penjelasan di atas kita
disadarkan bahwa hukum Taurat tidak bisa menolong kita untuk berkenan di
hadapan Allah (bukan Tauratnya yang salah tetapi manusilah yang tidak berdaya
melakukan seluruh tuntutannya). Karena itu dalam kemurahanNya yang ajaib, Yesus
datang ke dalam dunia untuk menggenapi seluruh tuntutan itu dalam Diri-Nya
(Mat. 5:17).
Apa yang Yesus lakukan itu membawa
dampak besar: siapa yang percaya kepada-Nya pasti dibenarkan (Gal. 2:16).
Dibenarkan bukan karena telah melakukan hukum Taurat tetapi karena imannya
kepada Yesus yang telah menggenapkan hukum Taurat itu.
Jadi, hari ini orang Kristen
menjalani hidupnya tidak lagi berdasarkan seberapa banyak melakukan hukum
Taurat seperti sunat dan larangan makan babi, tetapi berdasarkan iman kepada
Yesus. Dan iman kepada Yesus itu membuahkan pola hidup yang benar, kudus dan
berkenan di hadapan Allah.