ada kisah seorang anak dan ayahnya sedang bekendaraan menuju ke
suatu tempat. sang anak yang mengemudi. Setelah beberapa puluh kilometer,
tiba-tiba awan hitam datang bersama angin kencang. Langit menjadi gelap.
mereka melihat beberapa kendaraan mulai menepi dan berhenti.
“Bagaimana Ayah? Kita berhenti?”, kata sang anak bertanya.
“Teruslah mengemudi!”, kata Ayah.
sang anak tetap menjalankan mobilnya. Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. Hujanpun turun. Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yg diterbangkan angin. Suasana sangat menakutkan. mereka melihat kendaraan-kendaraan besar juga mulai menepi dan berhenti.
“Teruslah mengemudi!”, kata Ayah.
sang anak tetap menjalankan mobilnya. Langit makin gelap, angin bertiup makin kencang. Hujanpun turun. Beberapa pohon bertumbangan, bahkan ada yg diterbangkan angin. Suasana sangat menakutkan. mereka melihat kendaraan-kendaraan besar juga mulai menepi dan berhenti.
“Ayah…?”
“Teruslah mengemudi!” kata sang Ayah sambil terus melihat ke depan.
sang anak tetap mengemudi dgn bersusah payah.
Hujan lebat menghalangi pandangan sampai hanya berjarak beberapa meter saja.
Anginpun mengguncang-guncangkan mobil kecil mereka.
sang anak mulai takut.
Tapi ia tetap mengemudi walaupun sangat perlahan.
Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, mereka merasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang. Setelah beberapa killometer lagi, sampailah mereka pada daerah yg kering & mereka bisa melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.
“Teruslah mengemudi!” kata sang Ayah sambil terus melihat ke depan.
sang anak tetap mengemudi dgn bersusah payah.
Hujan lebat menghalangi pandangan sampai hanya berjarak beberapa meter saja.
Anginpun mengguncang-guncangkan mobil kecil mereka.
sang anak mulai takut.
Tapi ia tetap mengemudi walaupun sangat perlahan.
Setelah melewati beberapa kilometer ke depan, mereka merasakan hujan mulai mereda & angin mulai berkurang. Setelah beberapa killometer lagi, sampailah mereka pada daerah yg kering & mereka bisa melihat matahari bersinar muncul dari balik awan.
“Silakan kalau mau berhenti dan keluarlah”, kata sang Ayah tiba-tiba.
“Kenapa sekarang?”, tanya sang anak heran.
“Agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau berhenti di tengah badai”.
“Kenapa sekarang?”, tanya sang anak heran.
“Agar engkau bisa melihat dirimu seandainya engkau berhenti di tengah badai”.
Sang anak berhenti dan keluar. Ia melihat jauh di belakang sana badai masih
berlangsung. Ia membayangkan mereka yg masih disana dan bisa terjebak di sana. Ia berdoa,
semoga mereka selamat.
Dan sang anak mengerti mengapa ayahnya menyuruh tetap mengemudi dan berjalan
di tengah badai. ia melihat mereka yg berhenti dan akhirnya terjebak
dalam ketidakpastian dan ketakutan kapan badai akan berakhir serta apa
yang akan terjadi selanjutnya.
Jemaat Petra, jika saat ini kita sedang menghadapi “badai” kehidupan, teruslah berjalan, jangan
berhenti, jangan putus asa…Sebaliknya teruslah berjalan dan tetap lakukan
yang terbaik, bersama Tuhan sang Gembala yang baik. Tetap percaya Ia tidak akan meninggalkanmu dan mau menuntunmu, engkau pasti
mampu melewati badai itu..!