Beberapa ahli theologia seperti C. Hodge berpendapat bahwa Yesus Kristus bias saja berbuat dosa. Dasar pendapatnya adalah bahwa godaan itu bukanlah suatu realitas kecuali ada suatu kesempatan untuk melakukannya. Tetapi, Yesus Kristus tidak berdosa dengan pengertian tidak memiliki dosa ("αμαρτια - hamartia", kata benda) bukan tidak berbuat dosa (kata kerja). Jadi, bukan masalah "sanggup" atau "tidak sanggup" berbuat dosa, melainkan Dia "tidak mungkin" berbuat dosa. Kata kerja "berbuat dosa", Yunani "αμαρτανω - hamartanô" dengan segala perubahan bentuknya tidak pernah ditujukan kepada Yesus Kristus : “Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa." (1 Yohanes 3:5).
Keilahian Kristus membuat-Nya tak
dapat berbuat dosa karena:
- ImunitasNya - identitas diriNya yang tak pernah berubah (Ibrani 1:12, 3:8) Ia tetap kudus baik dulu, sekarang dan selama-lamanya.
- KekuatanNya (Omnipotensi) - jatuh ke dalam godaan menunjukkan suatu kelemahan moral atau kurangnya suatu kekuatan. Kristus mempunyai kuasa yang besar dan karenanya tidak dapat jatuh ke dalam dosa.
- KemahatahuanNya
(Omniscience) - Iblis menjatuhkan kita dengan cara menipu kita, tapi Yesus
mempunyai pengetahuan illahi sehingga Ia tak dapat ditipu.